HIATUS!!!!

Author mau hiatus dulu dari blog ini….

ga tau sampe kapan ^^’ dan kalo misalkan author udah balik, tandanya di blog ini ada beberapa ff yang author publish ^.^v

 

Just it, thanks ^_-v

KYUHYUN BIRTHDAY (VERY VERY LATE POST)

Aahhhh (>,<) telat banget dah ni gue ngucapinnya~ (˘_˘’) Read more…

Welcome to My Blog

Welcome to My Blog..

it’s my new blog in wordpress….  hoho~

Well, diblog baru ini, aku Lee Yoora bakal ngepost Fanfiction, atau sebagainya disini. Sementara blog aku yang satu lagi, tepatnya yang beralamat di Blogger cuman dijadiin ajang cuhat mencurhat hahaha licik memang saya

Kalo ada yang egk suka dengan blog baru saya ini, atau egk suka dengan postan saya…

 

SAYA MOHON JANGAN DIBASHING YA!

 

Saya mohon banget sama para readers, kalau kalian tidak suka, it’s okay, ituhak kalian. tapi tolong jangan terlalu diperlihatkan disini ketidaksukaan kalian itu, Okey?

saya yakin kalian juga para readers yang cerdas, baik hati dan tidak sombong (^ω^)

 

Gamshamnida (^Å^)//

 

.: Lee Yoora :.

[95line]

Mine!

 

 

.: Rooftop :.

(Kris PoV)

“Kris…”

Aku menoleh kesamping, mencari ke sumber suara yang memanggilku. Ternyata itu Baekhyun…

Aku melihatnya sekilas lalu membuang mukaku kearah depan lagi, seperti mengacuhkannya.

Ya! Aku memanggilmu, kenapa kau mengacuhkanku?” ucapnya kesal sambil meninju pelan bahuku. Aku menoleh lagi kearahnya, “Siapa yang kau panggil barusan? Kris? Aku hyungmu…” balasku dingin. Seenaknya saja memanggilku tanpa panggilan hyung, jelas-jelas aku lebih tua 2 tahun darinya.

Baekhyun menghela nafas sebentar, “Ah ne ne, arraseo arraseo… hyung~” ucapnya dengan sedikit penekanan pada kata ‘Hyung’. Aku tersenyum kecil. Baekhyun langsung duduk disampingku, menikmati angin yang menerpa wajah kami.

Yeah! Tempat ini memang indah bukan? Tidak hanya fasilitas angin yang ada ditempat ini. Tetapi suasana yang sepi  dan tenang. Hahh~ gedung atap sekolah memang pilihan yang bagus untuk tempat bersantai dan tidur siangku selama di sekolah… tetapi tentu saja aku lebih menyukai kasurku yang nyaman.

Sementara itu Baekhyun meneguk minuman kaleng yang dibawanya. Aku melihatnya sekilas.

“Tidak hanya memanggilku tanpa sebutan hyung, kau juga tidak membelikanku minuman…” ucapku santai, sebenarnya lebih terkesan menyindir. Dia menolehku sesaat, lalu tertawa lucu.

“Mana mungkin aku melupakan hal itu! Ini… untukmu,” ucapnya sumringah sambil memberikan satu kaleng minuman soda kearahku. Aku mengambilnya lalu merangkulnya dengan jiwa sahabat yang kupunya, tentu saja dia tidak akan pernah lupa dengan diriku.

“Kau memang dongsaeng yang paling baik, baekhyunie~”ucapku sambil mengacak-ngacak rambutnya yang sudah tertata rapi, ya tentu saja untuk menjinakkan gadis-gadis yang melihatnya. Dan aku tahu apa yang akan dikatakannya setelah ini… Hana… dul… set!

YA! HYUNG! JANGAN MERUSAK TATANAN RAMBUTKU!!!” teriaknya kesal

BINGO!

Saranku untuk kalian jika tidak ingin Baekhyun marah adalah : Jangan merusak tatanan rambutnya jika disekolah!

Aku tertawa geli melihat ekspresi mukanya yang panik dan reaksinya yang langsung merapikan rambutnya itu.

Aku masih memegangi perutku yang sakit karena terlalu banyak tertawa melihat tingkah baekhyun yang terlalu berlebihan itu. “Ya, Baekhyun-ah! Aku ingin bertanya padamu, kenapa sampai sekarang jika kuajak kau jalan kekantin atau sekedar berjalan ke koridor bersamaku, kau selalu menolaknya, hah?”

“Kau masih bertanya, hah?” jawabnya yang tiba-tiba menghentikan aktivitasnya merapikan rambutnya. “Hyung, tidak peduli seberapa lama aku menata rambutku agar terlihat keren, pasti gadis-gadis itu akan melihat kearahmu, maka dari itu aku tidak mau jalan berdua denganmu. Karena perhatian yeoja-yeoja pasti akan tertuju padamu, dan kharismaku akan hilang…” ucapnya sedih dan kembali mengusap-ngusap rambutnya.

Aku hanya ber-oh ria mendengar jawabannya.

“Ooh, begitu ya? Ternyata… aku tampan.” Ucapku percaya diri sambil mengusap rambutku dari depan kebelakang dengan pose seksi.

Baekhyun menatapku dengan pandangan jengah, “Tidak usah percaya diri seperti itu, hyung.” Ujarnya agak kesal. Aku kembali tertawa.

Lalu aku berdiri dan menyentuh pelan punggungnya agar menyuruhnya juga ikut berdiri mengikutiku. “Ayo kita buktikan, apakah yang kau katakan itu benar atau tidak,” ujarku seraya membalikkan badan menuju tangga.

Kurasakan Baekhyun mengikutiku dibelakang. “Hyung, apa maksudmu?” tanyanya bingung.

“Kau bilang tadi kharismamu akan hilangkan jika jalan bersamaku? Maka dari itu, ayo kita buktikan apakah kata-katamu itu benar atau tidak,” jelasku sambil terus berjalan meninggalkannya yang ada dibelakangku.

Dan benar saja, setelah sampai dikoridor sekolah, Byun Baekhyun yang biasanya menjadi pemandangan indah bagi para yeoja  disekolah ini, kini hanya melihat kearahku, kearah seorang Kris Wu Fan.

Bisa kuperhatikan wajah Baekhyun yang sedari tadi hanya cemberut, karena melihat banyak yeoja yang tersenyum kearahku, bukan padanya. Aku hanya tertawa pelan melihatnya.

Lalu pandanganku kini hanya tertuju pada satu arah. Kearah yeoja yang sedang berjalan kearahku bersama temannya dan tertawa pelan. Entah apa yang mereka bicarakan sampai mereka berdua bisa tertawa sebahagia itu.

Pandanganku masih tertuju pada yeoja tadi walaupun dia telah berjalan melewatiku, aku masih memperhatikannya dari belakang. Sampai-sampai kepalaku ikut kuputarkan kebelakang agar bisa melihatnya lebih jelas, tetapi sayangnya tubuhnya sudah mulai menghilang dari pandanganku.  Walaupun begitu aku masih mengarahkan kepalaku kebelakang, berharap masih melihat siluet dari yeoja itu.

Baekhyun yang melihatku berhenti berjalan, lalu melihatku memutarkan kepalaku. Dia juga ikut melihat arah pandanganku daritadi rupanya. Baekhyun lalu merangkul bahuku dan mengajakku untuk pergi dari sini.

Seperti tahu apa yang aku pikirkan, Baekhyun lalu berkata, “Sudahlah hyung, dia hanya gadis polos,”

Aku melihatnya terkejut. Aku mau bertanya apa maksudnya, tapi dia lebih dulu menarikku untuk berjalan menuju bangku kantin. Terpaksa aku mengikutinya.

Sesampainya dibangku kantin, aku langsung bertanya padanya.”Hey, Bacon, apa yang kau maksud dengan gadis polos? Dan siapa yang kau maksud?” aku bertanya padanya tidak sabar karena aku sudah sangat penasaran.

“Tentu saja gadis yang kau perhatikan tadi,” jawabnya santai, sementara aku masih kebingungan disini. “Memangnya kau tahu yang mana gadis yang kuperhatikan daritadi?” tantangku.

Baekhyun menjentikkan jarinya didepan wajahku dan menghela nafas pelan, “Oh Hayoung, kelas X-B. Rambutnya panjang berwarna coklat, dan memiliki eye smile jika tersenyum,” jelasnya detail.

Woah~!” aku menggumam kagum mendengar penjelasannya yang begitu detail. Eye smile? Hmm.. memang sih tadi aku melihat matanya berbentuk seperti huruf U terbalik.

“Lalu kenapa kau bilang kalau dia polos?”

“Itu karena dia pernah bilang kalau hal yang paling menyenangkan itu hanya membaca komik dan menonton anime. Dan sama sekali belum pernah berpacaran. Memang banyak yang menyukainya, tapi dia itu sama saja seperti anak-anak yang masih berusia 10 tahun.” Jelas Baekhyun.

Aku tidak heran jika Baekhyun mengetahui banyak hal tentang gadis yang kuperhatikan tadi, karena dia memang tahu banyak tentang gadis disekolahan ini. Kalian bisa memanggilnya Ensiklopedia Girls mungkin.

“Memangnya kenapa, hyung?” tanyanya. Aku hanya menyeringai, “Polos ya? Bagaimana menurutmu jika aku bermain-main dulu dengan gadis polos itu, Baekhyunie?” ucapku nakal.

Baekhyun mengibaskan tangannya, “Sebaiknya tidak usah¸hyung. Kau tidak maukan menghajar wajah Jongin lagi?”. Aku menaikkan alisku tanda bingung, “Apa hubungannya dengan sibibir tebal itu?” tanyaku ketus.

“Tentu saja ada!” ucapnya semangat. “Jongin sangat menyukai Hayoung. Dari dulu dia sudah berusaha untuk menjadikan Hayoung sebagai pacarnya, tetapi sia-sia saja. Hayoung lebih menyukai komik daripada namja,” lanjutnya dan langsung membuatku terpana

“Argh! Kenapa hal yang selalu kusukai, selalu ada hubungannya dengan si bibir tebal itu? Argh!” ucapku agak frustasi.

Baekhyun menoleh kearahku dengan cepat, “Mwo? Hyung, jadi kau menyukai Hayoung?” tanyanya tak percaya.

“Memangnya kenapa? Kau punya saingan baru?” ucapku sedikit bercanda. “Ah! Bukan begitu! Sudah kubilang tadikan, sebaiknya jangan dia, kau akan kewalahan hyung!” sarannya.

Aku menoleh kearah Baekhyun dengan santai, “Kewalahan? Justru itu tantangannya, Byun Baekhyun. Gadis polos akan lebih mudah ditaklukan,” ucapku percaya diri.

Baekhyun memandangku lelah. Aku terkekeh pelan dan menepuk bahunya pelan, “Sudahlah, aku mau kembali ke kelas.” Ucapku seraya beranjak dari tempat duduk.

“Ke kelas atau mencari Oh Hayoung?” sindirnya.

Aku menoleh, “Itu juga sekalian, “

 

***

Sepertiinya ini yang dinamakan jodoh. Aku datang keperpustakaan yang sepi ini, tentu saja untuk memakai tempat paling pojok untuk tempat tidur siangku. Kau pikir aku akan membaca buku? Tunggu sampai bumi berputarpun kalian tidak akan pernah melihatku serajin itu.

Tetapi sepertinya niatku untuk tidur siang harus kutunda dulu setelah melihat ini. Tebak apa yang kutemukan dipojok perpustkaan ini? Oh Hayoung yang sedang duduk dibawah sambil membaca komiknya. Voila~! Tanpa keringat dan pengumuman untuk mencarinya, dalam hitungam menit aku sudah bisa menemukannya.

Kudekati dia yang sedang serius membaca komik, dan duduk disampingnya. Ternyata dia menyadari kehadiranku yang berada disampingnya kini. Dia menatapku dengan mata besarnya yang polos. Lalu kembali membaca komiknya kembali.

Apa?

Hanya segitu saja?

Dia mengabaikanku hanya karena komiknya? Padahal pada saat dia menatapku aku sudah tersenyum semanis mungkin, tapi..? Argh! Benar kata Baekhyun.

Aku memutuskan untuk berbicara duluan, “Annyeong? Kris imnida. Aku dari kelas XII – A. Bagaimana denganmu?” sapaku

Dia langsung menoleh kearahku dengan wajah polosnya itu. Wajahnya langsung tersenyum, “Hayoung imnita. Oh Hayoung. Aku dari kelas X-B.” Jawabnya. Aku sudah tahu itu, baby.

“Jadi sunbae anak kelas 3 ya?” tanyanya dengan suara imutnya.

Ne, aku dari kelas 3. Hey, tenggorokanmu sedang dalam masalah atau suaramu memang seperti itu?” tanyaku bingung, karena suaranya seperti suara anak kecil.

Dia langsung mengerucutkan bibirnya, “Nde! Memang suaraku seperti ini. Yang lainnya juga mengejekku seperti itu, “ jawabnya dengan nada sedih. Kini dia sudah menutup komiknya. Okay, your time’s is mine now!

“Orang lain? Apakah yang lain juga mengatakan hal yang sama?” tanyaku lagi sambil merapatkan posisi dudukku dengan dirinya. #modus

Ne! Mereka bilang suaraku seperti anak kecil yang berusia 10 tahun, padahalkan usiaku 17 tahun!” jawabnya kesal, dan saat dia berbicara dia mengerucutkan bibirnya, membuatku gemas saja.

Aku menghela nafas lelah, “Ahh~ dasar orang-orang itu! Seenaknya saja mengejekmu seperti anak 10 tahun!” ucapku dengan nada sedikit kesal yang agak kubuat-buat. “Hey, jika ada orang yang mengatakanmu seperti itu lagi, bilang saja padaku. Arraseo?” lanjutku

Dia langsung mengangguk senang sambil tersenyum layaknya anak kecil yang mendapatkan permen Lollipopnya. Apakah aegyo seperti ini selalu kau tunjukan dengan setiap namja yang menghiburmu? Kuharap hanya aku.

Kulihat dia bersiap-siap untuk berdiri, tetapi aku tidak ikut bersiap-siap untuk berdiri. Yang benar saja? Dari bawah sini mungkin aku bisa Err… mengintip sedikit isi yang ada didalam rok mininya itu.

Okay!

Ini mungkin  kedengaran sedikit frontal, tapi… Hey! Aku seorang namjakan? Tidak ada salahnya jika aku melakukan hal yang ‘nakal’ seperti itu. Aku juga butuh ‘konsumsi’ yang seperti itu. *okey, terus kris ngelesnya*

And… Olala~ lihat itu! Pink! Kris, kau memang hebat!

Sunbae, aku pergi dulu ya? Annyeong~” pamitnya lalu berjalan meninggalkanku. Kutahan lengannya untuk tidak pergi, “Ya ya ya! Kau mau kemana? Hey, apakah sepulang sekolah nanti kau ada acara?” tanyaku langsung

Dia mengkerutkan dahinya, “Acara?”. Aku mengangguk.

“Ehmm, Ani!” jawabnya.

Aku tersenyum sumringah, “Kalau begitu, pulang sekolah nanti kau maukan menemaniku ke cafe?” tawarku.

“Oh aku tidak bisa,” jawabnya polos. Aku bingung, “Wae? Kau bilang tadi tidak ada acara,” ujarku.

“Aku memang sedang tidak ada acara, tapi nanti pulang sekolah aku mau menonton anime kesukaanku ditivi. Annyeong sunbae~!” jawabnya lalu beranjak pergi dari hadapanku, meninggalkan perpustakaan. Sementara aku, aku hanya bisa berdiri mematung disini, dipojok perpustakaan ini.

Aku menggenggam tanganku kuat. Bagaimana… Bagaimana bisa? Dia, menolak ajakan dari seorang Kris Wu Fan,namja yang paling digilai yeoja-yeoja disekolah maupun diluar sekolah… Hanya untuk  menonton.. Anime?!

Bagaimana bisa aku dikalahkan oleh anime?! Aish! Jinjja!

Aku menghentakkan kakiku kelantai dengan perasaan marah. Sampai ada suara yang menegurku…

Ssstt!- Oh, ternyata kau…” ujar penjaga perpustakaan itu santai, saat melihat aku yang ternyata membuat keributan. Aku memang sudah dikenal dan biasa membolos pada saat pelajaran tertentu, lalu aku pergi keperpustakaan ini untuk tidur.

Tapi aku sudah tidak niat lagi untuk tidur. Aku masih saja memikirkan hal tadi.

Hahh.. ternyata benar kata Baekhyun. Hal ini lebih sulit dari yang kubayangkan. Gadis polos itu ternyata spesiesnya lebih menyusahkan daripada gadis biasa O__O

 

 

oooOOOooo

at 14:32 AM

 

Aku melangkahkan kakiku dijalanan beraspal ini. Kulihat toko-toko yang menjual berbagai macam barang, seperti baju, pernak-pernik, dan makanan. Wop! Tunggu dulu…

Kusipitkan mataku yang sudah sipit untuk lebih jelas melihat kedalam sebuah toko makanan snack di Myeongdong ini. Bukan karena aku tertarik melihat salah satu cemilan yang ada disitu, tetapi aku memperhatikan salah satu gadis yang ada didalam toko itu sedang memilih-milih cemilan.

Hayoung?

Kenapa dia disini? Bukankah dia bilang ingin ‘menonton anime kesukaannya itu’ -__- ternyata dia malah disini asyik belanja makanan. Jadi kau mau bermain-main dengan seorang Kris Wu Fan, huh? Okey!

Kulangkahkan kakiku kedalam toko snack itu. Seenaknya saja menolak tawaranku untuk ke cafe, padahalkan sangat jarang ada wanita yang ku ajak untuk pergi keluar bersama -,- Errsepertinya, aku memang belum pernah mengajak satu wanitapun pergi bahkan mengobrol sekalipun (.___.’)

Yaa, aku memang sedikit tertutup dengan mahluk yang bernama wanita. Karena  wanita sama saja dimataku, jika melihat seorang wanita melihat lelaki yang berwajah tampan sepertiku, yang mereka lakukan pasti…

–          Mematung ditempat dengan mata yang tidak berkedip

–          Lalu mulai menyunggingkan senyuman yang sangat… sumringah

–          Mengepalkan tangan dan memegangnya lalu sambil menaruhnya di pipi

–          Dan yang terakhir, mereka pasti menjerit ‘Aigoya~!! Dia sangat tampan!!!’

Haahh~ jika setiap hari kau dikelilingi dengan ke4 aktivitas itu, apa tidak membosankan? Melelahkan bukan menjadi orang tampan? (—___—‘)

Kini aku sudah memasuki toko dan berjalan mendekatinya. Hayoung sedang memegang beberapa snack yang mungkin akan dibelinya. Wajahnya saat kebingungan memilih itu, sangat… Argh!  bosan jika harus bilang kalau wajahnya itu imut, apakah ada kata lain selain imut? (-_-“)

Aku berdiri tepat dibelakangnya, dia tidak menyadari kehadiranku, masih tetap asyik memilih. Lalu kutarik lengannya pelan, dia lalu sedikit terkejut karena ada yang menarik lengannya tiba-tiba. Lalu mata besarnya yang tadinya melihatku terkejut perlahan membentuk seperti U terbalik, dia tersenyum kepadaku.

“Ahh! Sunbae, kita bertemu lagi, annyeong~” sapanya sambil membungkukkan badannya. “Oh? Tapi, apa yang sunbae lakukan disini? Ah? Apakah kau juga menyukai cemilan yang dijual disini?” tanyanya polos dengan beberapa  bungkus snack yang masih ada ditangannya.

Aku sempat mengkerutkan dahi mendengarkan pertanyaannya. Apa yang dia pikirkan? Menyukai cemilan yang ada ditoko ini? Aku? Yang benar saja… aku masuk ketoko ini juga demi kau, Oh Hayoung!

“Apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau bilang, sepulang sekolah nanti kau ingin menonton anime kesukaanmu itu, lalu menolak ajakanku. Tapi apa? Kau pergi belanja dan tidak langsung pulang. Kau mau membohongiku ya? Hah!”ucapku panjang lebar dengan nada agak sedikit kesal. Tapi wajahnya tetap tersenyum manis.

“Ooh~ kau mengikutiku ya? Tentu saja aku akan menonton anime, tapi jika tanpa cemilan ini, itu pasti akan terasa hambar. Aku perlu kunyahan jika ingin menonton sesuatu. Seperti jika menonton film dibioskop, aku pasti akan membutuhkan popcorn,” jelasnya tenang. Lalu kembali memilih cemilan yang akan dia beli.

Ternyata begitu? Dia memang seperti anak-anak. Tapi, dia suka cemilan, berarti dia suka makan. Tapi kenapa badannya tidak gendut?

BINGO!

Satu  hal positif lagi dari gadis ini

Lalu kulihat dia berjalan dengan membawa beberapa bungkus snack dan meninggalkanku yang masih berdiri dibelakangnya. Langsung saja kuhalangi dia yang akan berjalan,”Mau kemana lagi kau?” tanyaku.

“Tentu saja mau membayar ini. Memangnya mau kemana lagi? Ahh~ sunbae, kau ini! Jelas sekali jika pergi berbelanja kau tidak pernah membayarnya dan langsung pergi,ckck, ubah perilakumu itu. Arraseo?” ucapnya menasehatiku lalu melangkahkan kakinya ke arah kasir.

A-apa? Apa lagi ini? Sekarang dia mengatakan jika diriku tidak pernah membayar dan langsung kabur jika belanja?! YA! Gadis ini.. Aish! Jinjja!

“Ya! Sunbae!” Hayoung memanggilku dengan suaranya yang seperti anak-anak dari pintu keluar, nampak dia sedang membawa sekantong belanjaannya tadi. Kutolehkan kepalaku untuk melihat kearahnya. “Kau mau disitu terus? Baiklah, aku pulang dulu ya? Annyeong~!” pamitnya sambil melambaikan tangan lalu menutup pintu itu dan berjalan pulang.

Mungkin sekarang wajahku terbengong seperti Kyungsoo yang sedang mendengar penjelasan Im seonsaengnim. o__o

Aku kacau sekarang. Tidak! Hari ini lebih tepatnya!

Ditolak karena anime, dipermainkan, dipermalukan di toko snack, dan… ditinggalkan begitu saja ditempat ini! Dan yang lebih memalukan lagi, semua hal itu dilakukan oleh satu gadis yang sama (-___-“)

Kenapa bisa aku menyukai gadis ini, Tuhan??!!

Tapi… ada yang berbeda memang. Aku memanggapnya sebagai tantangan, tetapi tantangan ini begitu berat menurutku. Aku harus bertahan! Aku harus buktikan jika gadis polos itu juga bisa aku luluhkan hatinya dengan pesona yang kumiliki.

Kita lihat saja, Oh Hayoung…

oooOOOooo

(Author PoV)

Baekhyun memegang dagunya sambil menatap heran Kris yang sedang tertunduk didepan kaca kamar mandinya. Sedari tadi dia memperhatikan Kris sedang mengatur ekspresi wajahnya entah untuk apa.

Hyung?” panggilnya. Tetapi Kris tidak menoleh dan tetap menunduk menatap air keran yang terus keluar. “Hyung, apa yang kau lakukan? Daritadi kuperhatikan kau tersenyum kearah cermin itu, lalu menundukkan wajahmu, tersenyum lagi, lalu menunduk lagi, dan begitu seterusnya. Sebenarnya kau ini kerasukan apa?” tanya Baekhyun asal.

Kris lalu menatapnya beringas. Tetapi baekhyun santai menanggapinya.

“Apa yang kau tahu? Sebaiknya kau diam saja, ini tidak ada hubungannya denganmu,” jawab Kris dengan nada yang agak sedikit kesal. Baekhyun memanyunkan bibirnya mendengar Kris, “Akukan hanya ingin tahu, apa salahya?” ujarnya.

Kris mengacuhkan perkataan Baekhyun tadi. Dia masih terus fokus melihat wajahnya yang rupawan, dan melihat apakah ada kekurangan atau tidak. “Hahh… tidak ada yang salah pada wajahku. Bahkan senyumanku juga indah, tapi kenapa dia tidak tersihir dengan senyumku?” desis Kris membasuh wajahnya dengan air.

Baekhyun yang mendengar samar-samar perkataan Kris ikut berbicara, “Mwo? Nugunde? Dia siapa yang kau maksud?” tanya Baekhyun bingung. “Ah? Apakah Hayoung, hyung?” tebak Baekhyun hati-hati.

Kris menoleh perlahan kearah Baekhyun dengan wajah yang basah*kebayang betapa sexynya ><*, lalu mengangguk pelan. Baekhyun terlihat terkejut,”Mwo.. mwoya?! Ja.. jadi, kau sedang.. mendekatinya?” tanyanya tidak percaya.

“Hey hey, Ya!  Jangan menunjukkan ekspresi seakan-akan aku sedang memacari seorang guru seperti itu… Dan, berhenti menutup mulutmu dengan tangan kananmu seperti itu! Kau seperti eommaku saja.” Ucap Kris kesal sambil menunjuk-nunjuk Baekhyun, dia kesal dengan reaksi Baekhyun yang berlebihan menurutnya.

Baekhyun menurunkan tangannya dan bertingkah biasa. Baekhyun lalu menghela nafas lelah, “Apa tujuanmu mendekati Hayoung? Apakah setelah ini kau akan memacarinya?” tanya Baekhyun.

Kris lalu mematikan air kerannya, “Belum memacarinya saja aku sudah tidak berdaya seperti ini, apalagi jika aku bersamanya. Kau bercanda? Aku hanya ingin menguji ketampananku, apakah seorang gadis polos sepertinya bisa juga mencintai seorang laki-laki atau tidak.” Jelas Kris sambil menyenderkan badannya di dinding kamar mandi.

Baekhyun mengangguk sesaat lalu terkekeh pelan, “Kau tidak takut jika nanti kau menyukainya?” tanya Baekhyun yang langsung membuat Kris melihat kearah temannya ini. Dia terlihat berpikir sebentar, lalu tersenyum tipis.

“Aku memang sudah menyukainya, tapi… Tidak lebih, hanya sekedar suka. Aku hanya suka dengan wajah polosnya.” Ucap Kris sambil tersenyum tanpa sadar. Baekhyun terkekeh pelan, “Ya, tanpa sadar kau sudah seperti orang yang sedang jatuh cinta. Lihat! Membicarakan tentangnya saja kau sambil tersenyum,” tuduh Baekhyun sambil tertawa keras.

Kris yang sadar telah tersenyum lalu melihat Baekhyun yang sedang mengejeknya. “YA! sudah kubilangkan aku hanya menyukainya! Aish! I Neo jinjja…”  Kris mulai marah. Tetapi Baekhyun tetap menertawainya.

Tapi…

Mungkin saja kan? Seorang cassanova ini, bisa mencintai gadis polos yang ‘hanya disukainya’ itu suatu waktu nanti.

 

***

 Sebulan sudah Kris melaksanakan ‘pendekatan’-nya pada Hayoung. Dan selama sebulan itu tidak ada yang berubah dari Hayoung, dia tetap melihat Kris seperti sedang mengajaknya bermain-main. Memang benar kata Baekhyun, Hayoung tidak peka sama sekali terhadap urusan cinta atau laki-laki.

Tetapi Kris malah terlihat nyaman dengan hal itu. Setiap istirahat dia selalu terlihat menunggu Hayoung di depan kelasnya. Dan banyak yang mengira mereka pacaran. Kris hanya tersenyum mendengar… Err, mungkin lebih tepatnya ‘menyeringai’ mendengar hal itu.

Baekhyun juga sudah mulai diam dan berhenti untuk menyuruh Kris menjauhi Hayoung. Toh sekarang, dia terlihat sangat menyukai gadis polos itu sekarang.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Tapi Kris sampai sekarang masih belum menemukan Hayoung. Oh iya, sekarang inilah kebiasaan Kris jika sudah pulang sekolah, menunggu Hayoung untuk pulang bersamanya.

Tapi sampai sekarang dia tetap tidak melihat gadis itu. Dia memilih untuk menunggu sebentar lagi. Mungkin saja dia sedang bersama teman-temannya.

 

(Kris PoV)

Aku tidak bisa menunggu lagi! Ini sudah 1 jam aku menunggunya digerbang sekolah, berharap dia melewati gerbang ini. Tapi nihil, dia sama sekali tidak ditemukan. Apa mungkin dia sudah pulang duluan?

Tidak mungkin, secepat apapun dia berjalan, aku pasti bisa melihatnya. Aku patut berbangga dengan hal ini,mataku seperti mata elang. Dapat melihat hal-hal yang kecil. Ah? Berarti Hayoung itu kecil? Hahh lupakan! (—___—)

ANDWAE!!!”

Aku terkejut mendengar teriakan seorang perempuan. Dan sepertinya aku kenal dengan suara itu.. Ng? Apa… Apakah itu? Hayoung? Hayoung-ahI

Aku segera berlari kearah belakang sekolah, tempat dimana suara teriakan itu berasal. Suara jeritan kembali menyusul saat aku mulai mendekati belakang sekolah. Saat aku sudah sampai, tidak terlihat ada kejadian apapun, bahkan aku juga mengintip kesela-sela pohon yang sekilas seperti hutan kecil yang berada dibelakang sekolah kami. Aku berdiam diri sebentar mengatur nafasku, karena habis berlari tadi.

Aku menyender pada dinding gudang sekolah dan menyeka keringat yang ada di keningku,

Jebaal oppa~!!… Andwaee~!!!” kemudian terdengar kembali jeritan dan isakan-isakan dari arah hutan. Hayoung… itu pasti Hayoung! Ada apa dengannya? Oppa? Argghh!!!

Segera aku berlari kearah hutan sambil berteriak memanggil namanya. Tapi tak ada yang menyaut. Kulirik kesamping kiri dan kananku mencari siluet Hayoung. Tapi tidak ada sama sekali. Aku kebingungan. Kubiarkan keringat yang mengalir melewati mataku. *kebayangkan seksinya Kris kalo lagi keringetan* (*___*)

“Hayoung-ah!” teriakku memanggil namanya sekali lagi.

SHIREO!! SHIREO SHIREO!!!” kembali terdengar teriakannya. Kuikuti instingku untuk berjalan ke arah sumber suara tersebut. Aku berlari ke kanan dan mengikuti naluriku, berharap menemui Hayoung.

Lalu kulihat laki-laki yang sedang berusaha mencium seorang perempuan, tetapi pakaian yang dipakai perempuan itu seperti sudah setengah terbuka.  Kukepalkan tanganku ketika melihat jika itu adalah Hayoung  yang sedang berusaha diperkosa oleh… KIM JONG IN?!

Kini dia masih berusaha mencium Hayoung, tapi Hayoung terus menundukkan wajahnya dan terus menangis terisak-isak.

“Menangislah sayang, tidak akan ada yang mendengarmu,” bisik Jongin kepada Hayoung.

“Aku mendengarnya,” sahutku dingin lalu langsung meninju wajahnya dengan keras. Jongin langsung tersungkur ke tanah, dan kulihat keluar darah segar dari hidung dan disela-sela bibirnya.

Hayoung masih terlihat shock, lalu kulihat Hayoung yang… Ya ampun, aku tidak tega melihatnya. Kemeja putihnya  terbuka dengan kancing-kancing yang berlepasan, pasti si brengsek itu yang merobeknya. Hayoungku… keliatan kacau dan menyedihkan. Emosi ku kembali memuncak setelah melihat Hayoung seperti itu.

Kuhampiri Jongin yang masih terduduk ditanah lalu ketarik kerah bajunya, “Apa yang kau lakukan? Apa kau selalu melakukan hal yang murahan seperti ini hah, Kim Jong In?” desisku menahan emosi. Dia hanya menatapku tanpa menjawab.

“Apa urusanmu? Dia milikku!” ucapnya dengan percaya diri. Aku hanya menyeringai, “Cish, milikmu? Maksudmu dia?” tanyaku sambil mengidikkan kepalaku ke arah Hayoung. Aku menyeringai, “Kim Jongin, percaya diri sekali kau ini. Dia.. Milikku!” ucapku lalu kembali memukul wajahnya. Kududuki  perutnya yang kini telah tersumgkur ketanah lalu kembali aku menghajarnya.

Entah sudah seperti apa sekarang wajahnya setelah kuhajar habis-habisan. Aku sangat emosi kali ini, jadilah sekarang tidak terkontrol seperti ini. “Ini untuk semua yang kau lakukan pada ‘milikku’,” ucapku dingin lalu berdiri.

Kudekati Hayoung yang berjongkok dipohon sambil menutupi badannya yang sudah sangat terbuka, karena pakaiannya sudah tidak berbentuk pakaian lagi. Masih terdengar isakannya yang membuat hatiku pilu.

Kulepaskan jaketku, lalu kupakaikan padanya untuk menutupi tubuhnya yang mulai kedinginan. Dia melihatku yang sedang memakaikannya jaket, “Oppa,” lirihnya.

“Kenapa kau tak langsung keluar dan menemuiku? Kalau kau langsung menghampiriku tidak akan terjadi hal seperti ini,” ucapku tetap berkonsentrasi memakaikannya jaket, tanpa melihat kearahnya. Itu akan membuatku menangis. Aku? Menangis dihadapan seorang gadis? Never!

Kebantu dia untuk berdiri dan mengambil tasnya yang terjatuh didekat pohon, lalu membawanya pergi dari situ. Jongin? ada apa? Kubiarkan saja dia babak belur dihutan ini, apa peduliku?

Karena kulihat Hayoung yang lemas dan hampir saja berkali-kali terjatuh saat berjalan, akhirnya aku menggendongnya selama berjalan menuju mobilku. Dia terkejut melihatku yang sedang menggendongnya.

Kubuka pintu mobilku, lalu kududukkan dia dibangku depan. Sebelum aku menutup pintunya, aku berlutut disampingnya. Kulihat dia masih terdiam dan menunduk. Aku tersenyum lalu kurapikan rambutnya yang berantakan karena kejadian tadi. Dia langsung melihatku dengan wajah polosnya, aku selalu suka ekspresinya yang seperti itu.

O..Oppa,” panggilnya pelan.

“Kalau mau berterima kasih nanti saja,” ucapku.

Dia menggelengkan kepalanya, lalu menunjuk tasnya yang tersampir dipunggungku, ”Tasku.”

Ah? Hahh… Kau tahu? aku mulai terbiasa dengan kejadian seperti ini. Ingin bersikap keren, tapi akhirnya jadi seperti ini. Aku tertawa pelan lalu mengacak-acak rambutnya, “Iya, tasmu.” Ucapku tersenyum lalu mengambilkan tasnya.

Dia mengambil tasnya dan langsung memelukku, erat. Aku terkejut karena dia yang tiba-tiba saja memelukku. Lalu aku mendengarkan suara isakan, ternyata dia menangis. Aku lalu balas memeluknya erat.

Gomawo, gomawoyo..”  ucapnya pelan. Aku tersenyum lembut dan mengelus rambutnya pelan, “Aku bilang berterima kasihnya nanti saja, kau ini.”

Dia lalu mengangkat badannya dan melihatku, wajahnya cemberut. “Aku hanya senang karena kau datang menolongku, apa itu salah?” tanyanya masih menangis. Aku tertawa melihat tingkahnya, lalu kembali menariknya kedalam pelukanku. “Tidak, kau tidak salah.” Ucapku lembut.

Dia melepaskan pelukanku, lalu kembali terdiam. Kulihat matanya yang sembab, “Kenapa bisa terjadi hal seperti ini? Kenapa dia bisa membawamu ketempat yang sepi seperti itu?” tanyaku dengan suara yang pelan.

Kulihat dia kembali ingin menangis, aku jadi merasa bersalah karena telah menanyakan hal ini.

“Dia,” ucapnya mulai bercerita. “Dia tiba-tiba saja.. menarikku waktu aku sedang berada dikantin bersama teman-temanku. Dia bilang dia punya kejutan untukku, sesuatu yang berbau anime, tentu saja aku mau. Lalu aku mengikutinya kegedung belakang sekolah, aku mulai bingung kenapa dia membawaku jauh dari lingkungan sekolah. Dan ternyata…” dia berhenti dan mulai terisak karena mengingat kejadian itu. Aku cepat-cepat memeluknya dan menenangkannya.

“Sudah, uljjima. Jangan ingat-ingat itu lagi,” ucapku menenangkannya. Dia memeluk leherku erat, “Mianhae, mianhaeyo..” isaknya.

Wae? Kenapa minta maaf?” tanyaku sambil menggenggam jari-jarinya yang ada dileherku

“Maafkan aku, karena aku tidak langsung menghampirimu tadi. Aku malah keluyuran,” jawabnya masih terisak. Kuelus rambutnya lembut, “Gwenchana, ini semua bukan salahmu. Ini semua salah Kim Jongin sialan itu. Dia tidak akan mengganggumu lagi, tenang saja.” Lalu kurasakan dia mengangguk pelan. “Gadis pintar,” pujiku.

Kami terdiam untuk beberapa saat, dengan Hayoung yang masih dalam pelukanku. Kudengar dia mendengkur, ternyata dia tidur. Aku berusaha melepaskan pelukanku, tetapi itu susah karena Hayoung terlalu erat memeluk leherku. Akhirnya kugendong dia menuju kursi belakang, dan menidurkannya.

Kutarik kepalaku untuk keluar dari dekapannya, terasa pegal juga karena 10 menit aku tidak menggerakkan kepalaku. Setelah aku selesai meregangakan leherku, kulihat Hayoung yang terlelap dalam tidurnya. Wajahnya masih imut jika tertidur seperti ini.

Kudekati dia yang tertidur, lalu kulihat dia dari dekat. Kini, aku berada diatasnya, mungkin bisa dibilang aku sedikit menindihnya. Hey hey, jangan berpikiran macam-macam! Aku hanya ingin melihatnya, tidak ada yang lain!

Kudekati wajahku, lalu dengan lembut kukecup keningnya yang tertutupi poni itu. Lama kukecup, dan kurasa sudah cukup, kulepaskan bibirku lalu berbisik pelan, “Selamat Tidur, chagiya.”

 

^=^=^=^

Kutatap langit-langit kamarku sambil berbaring dikasur kamarku bersama Baekhyun disampingku.

“Baekhyun-ah,” kupanggil Baekhyun.

“Hmm?” jawabnya singkat sambil memainkan ponselnya.

“Kurasa, aku telah melanggar janjiku,” ucapku pelan.

“Janji apa?” Baekhyun terus berkutat pada ponselnya.

“Kalau aku tidak akan mencintai Hayoung. Tapi kini, aku malah sangat mencintainya,” jawabku tersenyum.

Baekhyun menoleh kearahku dengan cepat. Dia sepertinya terkejut. “Oh iya?” responnya singkat.

Aku langsung menoleh kesamping  melihatnya. Kulihat dia tersenyum tipis. “Kenapa kau tersenyum?” tanyaku datar.

Dia langsung bangkit dan menghela nafas, “Ahh, tidak apa-apa.  Aku hanya sudah tahu jika akhirnya akan seperti ini,” jawabnya singkat.

Aku bingung, lalu ikut bangkit dan duduk disampingnya. “Apa maksudmu?  Jadi, maksudmu kau sudah meramalkan aku akan jatuh cinta pada Hayoung?”

Kulihat Baekhyun tertawa pelan dan merangkul pundakku, “Bukan meramal hyung, lebih tepatnya.. Ehmm, bagaimana ya mengatakannya? Ahh yang pasti, aku tahu jika kau suatu saat nanti akan jatuh cinta pada Hayoung.”jelasnya

Aku jadi penasaran, kusipitkan mataku untuk melihatnya, “Bagaimana kau bisa tahu?”

“Tentu saja bisa. Aku sudah lama mengenalmu,  jadi sifat dan segala kelakuanmu aku pasti bisa menebaknya,” ucap Baekhyun. “Jika kau sudah suka pada suatu hal. Tidak peduli sesulit apapun rintangannya, kau pasti akan berusaha untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Sepert dengan kasus  Hayoung, sebulan ini kau berusaha keraskan untuk mendapatkannya?” tebaknya.

BINGO!

Aku mengangguk sesaat, memikirkan dan mencerna apa yang dikatakan anak ini. Lalu aku tersenyum padanya, “Heey, kau ini pintar juga ternyata.” Pujiku sambil mengacak-ngacak rambutnya. Dia tidak menghindar jika kuacak-acak rambutnya jika dirumah.

Dia langsung tersenyum senang dan mendekatiku dengan matanya yang berbinar-binar. “Apa? Kau mau apa?” tanyaku ketus ketika melihat gelagatnya yang aneh.

Dia langsung bertingkah aegyo dengan senyumannya yang dibuat-buat, membuatku jijik. “Berhenti tersenyum seperti itu, kau ingin mengikuti Hayoung ya? tidak akan bisa! Hayounglebih imut daripada kau!” tindasku.

Dia tetap tersenyum aneh lalu berkata, “Hyuuung~ kau kan sekarang sudah punya seorang yeoja, sekarang carikan aku yeoja juga hyung, jebaaal~” pintanya.

Aku menghela nafas lelah  melihatnya, “Kau ini! Kukira kau mau apa,” ujarku. “Ng? Tapi, kau ingin seorang yeoja?” tanyaku lagi. Dia langsung mengangguk semangat. “Ya Ya! Bukankah kau ensiklopedianya para gadis disekolah? Kenapa kau malah menyuruhku untuk mencarikanmu yeoja?” ucapku bingung.

Dia langsung nyengir tak jelas sambil menggaruk belakang kepalanya, “Ituu… Itukan hanya predikatku saja, hyung. Tapi kalau masalah ketampanan, lihat saja waktu kita berdua jalan dikoridor, semua gadis melihat kearahmu kan? Maka dari itu aku meminta bantuanmu,ya hyung? Jebaal~!!” paksanya sambil menggoyang-goyangkan tanganku.

Kulihat dia dengan tatapan aneh. Byun Baekhyun, kenapa ada anak yang seperti dia? (-___-‘)

Akupun menyerah lalu menarik tanganku dari genggamannya, “Keurae keurae! Akan aku carikan! Kau puas sekarang?”

Woaaa!! Hyung kau memang yang terbaik! Hyung saranghae!!” teriaknya sangking kesenangan lalu memelukku secara tiba-tiba.

YAA!! BYUN BAEKHYUN! LEPASKAN AKU!!”

 

 

. : Kyung-In High School : .

 

Hari ini aku berencana mengajak Hayoung untuk jalan-jalan selama istirahat sekolah, tapi rencana itu harus kusimpan dulu karena anak yang bernama Byun Baekhyun ini, Arggh!! Apa tidak bisa lain kali saja dia minta dicarikan yeojanya?! Dia kira mencari seorang gadis itu semudah membalikkan telapak tangan apa? #sahhh XD

Ya! Apa tidak bisa kita cari yeojanya lain kali saja, hah?!” tanyaku kesal melihatnya. Seharusnya sudah banyak yang kulakukan bersama Hayoung saat ini, tapi apa yang kulakukan sekarang? . Melakukan hal bodoh bersama anak ini.

Hyung, mumpung ada waktu kosong, harus kita pergunakan dengan baik.” Sahutnya tenang. Langsung saja kujitak kepalanya keras, “Waktu kosong apa maksudmu?! Kau merusak rencanaku dengan Hayoung, kau tahu?!” ucapku dengan emosi yang meluap-luap.

Dia mengaduh kesakitan sambil mengusap-ngusap kepalanya, “Aish, hyung sakit sekali.  Aku…” Bakhyun terdiam. Aku melihatnya yang terdiam sesaat. “Hey,” kusenggol lengannya pelan untuk menyadarkannya. Dia tetap diam.

Aku hanya melihat Baekhyun yang seperti orang bodoh sekarang ini, ada apa dengannya? Lalu kuikuti arah pandangnya…

Hyung, kau disini saja, sebentar aku tinggal dulu…” ucapnya tanpa melihat kearahku lalu mulaiberjalan meninggalkanku. “Lama juga tidak apa-apa,” gumamku tidak perduli. Lalu kulangkahkan kaki-ku untuk berjalan menuju bangku taman yang kosong, dan mulai memejamkan mata menikmati angin yang sejuk. Hahh.. angin musim dingin memang menyenangkan.

Lalu tiba-tiba terdengar suara tertawaan dari beberapa anak perempuan yang sepertinya jalan melewatiku. Dan aku sangat mengenal salah satu suara dari beberapa yeoja-yeoja itu. Kubuka  mataku perlahan, dan kulihat dia sedang berjalan bersama  teman-temannya sambil membawa komik.

kumasukkan tanganku kedalam saku dan memanggilnya, “Oh Hayoung!” dia menoleh, sebenarnya tidak hanya dia, tetapi hampir semua teman-temannya ikut menoleh saat kupanggil namanya. Ada apa? Apakah nama mereka semua Oh Hayoung? -_-‘

Dia melihatku cukup lama, lalu mulai tersenyum dan melambaikan tangannya yang memegang komik dengan semangat kearahku. “Oppa! Annyeong!” sapanya riang. Akupun balas dengan melambaikan tangan seadanya sambil tersenyum semanis mungkin. Oh, aku mengerti sekarang

Kini kulihat teman-temannya saling berbisik iri saat aku menyapa Hayoung. Iri? Tentu saja! Disapa oleh seorang Kris Wu Fan, pria yang paling tampan di Sekolah Kyung-In ini, gadis yang kusapa akan sangat beruntung.  Lalu kuisyaratkan Hayoung agar duduk bersamaku dibangku kosong yang berada disampingku.

Hayoung kemudian menoleh kearah teman-temannya, “Oh, kalian duluan saja, aku ada urusan sebentar.” Ucapnya pelan.

“Baiklah, kami tidak akan menganggumu, Hayoungie~” ucap temannya jail seperti pamit meninggalkan orang yang sedang akan berpacaran. Berpacaran? Mungkin itu akan terjadi…

Hayoung lalu mengembungkan pipinya kesal, “Ya~ apa maksud kalian?” ucapnya sambil cemberut. Teman-temannya itu langsung meninggalkan kami berdua sambil terkekeh pelan melihat reaksi Hayoung. Lalu dia mulai mendekat dan duduk disampingku, melambai-lambaikan tangannya kearahku dengan senyum imutnya. Aigoyaa~  Apa kau tahu jika kau begitu menggemaskan, Oh Hayoung?

Aku tersenyum geli dan mengacak-ngacak rambutnya gemas, “Kenapa kau begitu bahagia hari ini? Apa kau habis mendapatkan komik baru?” tanyaku sambil mengelus-elus rambutnya. Dia mengangguk semangat, “Keuromyo, ini komik Keroro jilid terbaru, Sehun yang memberikannya kepadaku.” Jawabnya sambil memamerkan komik barunya itu.

Kutautkan alisku mendengar jawabannya, “Sehun? Nuguya?” tanyaku sambil melihatnya was-was.

“Dia teman sekelasku, ah ani! Dia teman terbaikku dikelas, buktinya dia memberikan komik ini secara Cuma-Cuma. Dia baikkan?” ucapnya senang. “Kalau hanya komik aku juga bisa memberikannya sebanyak yang kau mau, baik apanya?itu tidak seberapa,” ucapku agak berlebihan. “Siapa namanya tadi?” tanyaku lagi.

“Sehun, Oh Sehun. Marganya juga sama kan dengan margaku, oppa?” ucapnya sambil tertawa lucu. Mukaku serasa panas mendengarnya, “Kalau begitu ganti margamu, jangan Oh lagi!” ucapku sedikit kesal dan membuang mukaku, mengalihkan pandanganku darinya.

Eung? Mana bisa begitu, itu marga dari ayahku, tidak bisa seenaknya diganti-ganti begitu saja,” ucapnya sambil memukul lenganku dengan komik keroronya. Aku tertawa pelan, tapi kutahan. “Ehm! Tentu saja bisa. Jika suatu saat nanti kau hidup berumah tangga dengan suamimu, maka otomatis margamu berubah,” jelasku. “Dan nanti namamu akan berubah dari Oh Hayoung menjadi Wu Hayoung,” lanjutku sambil menatapnya jail.

Kulihat dia mengangguk paham, “Begitu ya.. Eh? Tapi tunggu dulu, itukan margamu?” tanyanya menyadari sesuatu dari ucapanku tadi. Aku tertawa lepas melihat tampang polosnya yang kebingungan. Lalu perlahan kudekati wajahku dengannya, “Apa tidak boleh suatu saat nanti aku mengganti margamu dengan marga keluargaku, hmm?” ucapku lembut.

Dia terdiam sesaat, dan menatap mataku dengan mata besarnya. Aku sangat suka ekspresinya yang seperti ini. Tidak pedulu apapun ekspresinya, dia masih terlihat manis dan menggemaskan. Satu kelebihan lagi yang dimiliki OhHayoung.

Lalu tiba-tiba dia menunduk, “Kenapa oppa bilang seperti itu?” tanyanya sangat pelan, sepertinya dia malu. Aku berusaha meilhat wajahnya yang kini menunduk itu, “Memangnya kenapa? Apa tidak boleh? Hayoung­-ah, ayo jawab,” pintaku. Dia tetap menundukkan wajahnya dan menggeleng-geleng pelan. Dia tetap diam.

“Karena aku menyukaimu,” ucapku tenang. Dia langsung mendongakkan kepalanya melihat wajahku dengan ekspresi terkejut. “Ternyata jurusku ampuh juga untuk membuatmu tidak menunduk lagi,” ucapku sambil tersenyum jail.

Dia langsung cemberut, “Ternyata itu hanya akal-akalan-mu saja,” ucapnya sedikit pasrah.

Ani, aku mengatakan hal yang sebenarnya. Johaeyo, Saranghae…” kutatap matanya dengan serius. Sehingga dapat kuyakini dia jika aku sedang tidak bermain-main. Aku serius menyukainya, mencintainya.

Kulihat ekspresinya berubah, menjadi sangat terkejut. Aku tersenyum, kugenggam tangannya. “Wae? “ tanyaku lembut. Dia masih menatapku, lalu mengatakan…

Bagaimana bisa playboy sepertimu menyukai gadis sepertiku?”

JEEZZ!!!

Perlahan kulepas genggaman tanganku ditangannya. Ekspresi wajahku berubah seketika setelah mendengar ucapannya. Apa? Play… Playboy dia bilang? O__O Gadis ini benar-benar! Hahh~

Kugigit bibir bawahku menahan emosi. Lalu kuhela nafas panjang. Hahh~ sabar Wu Yi Fan, sabar. Kau harus sabar! Lalu kupamerkan senyumku yang termanis (terpaksa)  didepannya. Kuangkat tanganku untuk mengelus rambutnya pelan, hoby baruku sekarang ini. Lalu berkata, “Oh Hayoung yang manis, aku bukanlah playboy seperti yang kau bayangkan. Playboy yang sebenarnya itu adalah dongsaengku, Byun Baekhyun. Apa kau mengerti?”  ucapku dengan senyum yang sangat-sangat kupaksakan.

Dia mengangguk polos. Lalu dengan entengnya dia bilang, “Nado, johaeyo~” lalu kembali membaca komiknya. Aku terpaku sejenak, lalu cepat menoleh ke arah Hayoung. “Mwo… Mworago? Joha? Naneun?” tanyaku memastikan. Aku terkejut dan tidak percaya apa yang dia katakan barusan.

Dia mengangguk malu-malu sebagai jawaban. Senyum mulai mengembang dibibirku. Bukan smirk yang biasa kukeluarkan, ataupun senyuman jail, tetapi senyuman ini adalah senyuman bahagia bercampur lega.

Aku tidak peduli bagaimana bisa dia menyukaiku, dan menyukai seseorang tidak memerlukan alasan khusus. Dan jika banyak orang yang bilang jika pasanganmu hanya menyukaimu dari melihat beberapa aspek, hal itu mungkin dapat kau ubah dengan cara mengubah pemikirannya tentangmu. Lihat, itu hanya masalh yang sederhana…

Dia masih serius membaca komiknya. Tapi aku tahu jika daritadi dia tidak konsentrasi lagi membaca komik itu sejak dia bilang suka. Entah apa yang dia baca dan mungkin apa yang dia baca hanya asal-asalan, karena tidak bisa mencerna lagi kata-kata dalam komik itu. Ternyata dia gugup, bisa juga gadis kecil ini merasakan gugup? Jinjja~

Kurangkul tubuhnya dalam dekapanku. Dia nampak terkejut dengan perlakuanku. Dengan pandangan menerawang aku berkata dengan santai, “Jangan pernah menerima komik edisi terbaru lagi dari Oh Sehun, mulai sekarang aku akan memberikanmu komik sebanyak yang kau mau,” lalu aku tersenyum didepannya, senyuman hangat yang mungkin baru pertama kali dilihatnya. Dia tersenyum polos mendengarnya, mungkin karena aku akan membelikannya komik. Dasar anak nakal!

Kuacak-acak rambutnya gemas, aku sangat suka melakukan hal ini. Memegang kepalanya adalah salah satu symbol untuk mengungkapkan rasa sayangku padanya sekarang. Mungkin dia tidak tahu, atau dia tahu? Entahlah…

“Jadi,” ucapnya tiba-tiba. “Kita adalah pasangan sekarang?” tanyanya polos sambil melihat kearahku. Kini jarak antara kami begitu dekat. Aku bisa saja langsung menciumnya, Ah! Aniya aniya! Kau tidak boleh menancapkan gas terlalu cepat begitu, Kris! (-__-‘)

Aku kini berakting didepannya. Dengan muka datar aku menjawab, “Pasangan? Siapa bilang kita sekarang berpasangan?” tanyaku skeptis. Dia mengerucutkan bibirnya setelah mendengar jawabanku, “Ternyata.. belum sampai tahap itu ya,” ucapnya lalu menundukkan kepalanya dengan lesu.

Aku terkekeh pelan melihat tingkahnya itu. Lalu kudekatkan bibirku ketelinganya dan berbisik, “Kita memang bukan pasangan, tapi kita kekasih sekarang, chagiya.” Bisikku tersenyum lembut. Dia menoleh kesamping untuk melihatku, lalu tersenyum manis.

Tiba-tiba Hayoung langsung memelukku dengan manja, dia sangat senang ternyata dipanggil chagiya.  Aku terkekeh pelan melihatnya yang langsung memelukku. “Ya, apakah kau begitu senang kupanggil seperti itu?” ucapku memeluk pinggangnya.

Dia menganggukkan kepalanya, “Oppa, itu terdengar imut,” jawabnya masih memelukku.. leherku tepatnya.

Imut? Oh ya, kau memang selalu imut.

Hahh.. haruskah aku melakukan ini? Aku memang selalu ingin melakukan hal ini.. Baiklah.

Kulepaskan pelukannya dan…

 

CUP

 

Kukecup  bibirnya pelan, tapi dalam. Dia hanya diam dan dia tidak merespon. Ini adalh yang pertama baginya, menurutku. Dan aku adalah orang pertama dan terakhir yang hanya boleh menciumnya, tidak boleh orang lain.

Karena dia adalah milikku!

 

Oh Hayoung, You’re MineNow!

 

 

Wind

Recommended Songs:

–       Super Junior K.R.Y – Let’s Not

–       Seo Young Eun – Can’t Let Go

–       Park Boram – Always

–       2AM – You Wouldn’t Answer My Call

 

 

“Kau, berjanjilah jika aku tidak ada, jangan menangis lagi…

Jika aku melihatmu menangis…

maka aku akan menghapus air matamu dengan angin.” Read more…

EXO, EXO, EXO dan EXO

Jujur aja gw iseng bikin post-an kyk gini. Tapi keisengan gw ini berawal dari keingin tahuan gw tentang EXO. Karena total semua teasernya udah mencapai 9, gw putusin buat mendownload dari teaser pertama sampai yang terakhir di upload sama SM.

First, yang pasti kita ngeliat wajah si KAI dong ya. Yang kabarnya gue denger2 ni ‘anak emas‘-nya SM. Mungkin karena skill dia dibidang dance kali ya? Pas sih kalo menurut gw, karena dance dia di teaser itu adalah suatu opening yang bagus banget klo menurut gw. Dengan popping dance yang kewruen gewla *bahasa gw -_-* ditambah dengan lagunya yang jazzy jazzy romantic gitu.

Kai juga sahabatnya Taemin SHINee, mukanya aja mirip. Wah klo temenan ama Taemin mukanya bisa mirip kayak taem. Gw temenan ama Sulli deh kalo gitu #plakk.

Dari segi wajah, skill dance, jenis tariannya, sampai mimik wajah pas ngedance tu mirip semuanya ama Taemin. Ini temenan ato kembaran? O.O #abaikan -_-

terus yang ke2, teaser yang gw nungguinnya ampe jenggotan *lebay*. Ini teaser terlama(klo mnrt gw) yg diupload. Dan gw sempat berpikir mungkin staff SM yg kebagian upload videonya keabisan pulsa modem, makanya ga bisa ngupload cepet. Deadline gitu deh #apasih? -__- Read more…